Alasan kenapa karyawan terkadang lebih kaya dari seorang pebisnis!
Kamu saat ini sudah memiliki bisnis yang berkembang,akan tetapi uang dari hasil bisnismu selalu kamu putar kembali untuk mengembangkan bisnis lagi,sehingga kamu merasa bahwa hidupmu masih biasa saja atau seperti tampak tidak ada kemajuan sementara karyawanmu terkadang akan tampak lebih kaya daripada kamu.Bahkan temanmu yang menjadi karyawan di sebuah perusahaan lain juga kelihatan lebih kaya dari kamu.Apakah kamu salah?
Menjadi seorang entrepreneur tentu punya keunikan tersendiri.Untuk mengejar cita-cita yang kita impikan,terkadang kita harus menunda kesenangan.Nah,saya punya cerita menarik dari pengusaha mainan yang bernama Toysmart.Pemilik dari perusahaan Toysmart tersebut adalah Wan M.Hasim yang memiliki 42 outlet hanya dalam kurun waktu 2 tahun.Diumpamakan saja,jika 1 outlet Toysmart beliau menghasilkan omzet bersih 5 juta perbulan,maka omzet Wan dari 42 outletnya mencapai 210 juta.Dengan penghasilan yang diperolehnya mencapai 210 juta dalam sebulan,akan tetapi gaya hidup Wan M. Hasim sangat berbeda dengan orang pada umumnya yang mempunyai penghasilan 200 jutaan.
Kenapa?karena Wan M.Hasim punya prinsip,tak akan hidup mewah jika belum mempunyai 1.000 outlet.Maka dari itu,beliau selalu menggunakan sebagian penghasilannya untuk mengembangkan usaha mainannya tersebut sampai mampu meraih apa yang di impikannya yaitu ingin memiliki 1.000 outlet mainan Toysmart.
Baca Juga : Cara buat bisnismu memiliki keunikan tersendiri dengan metode ATM !
Kemajuan sebuah bisnis pasti dapat menjadi godaan untuk gaya hidup yang lebih konsumtif.Hal ini dikarenakan kita cepat puas atas hasil yang ada sehingga mendorong kita untuk membeli sesuatu ketika punya uang banyak padahal barang yang kita beli itu tak memiliki nilai lebih untuk di investasikan dalam jangka panjang.Bahkan terkadang ada seorang pebisnis meminjam uang di bank tetapi uang yang di pinjamnya tersebut malah digunakannya untuk membeli sesuatu yang kurang penting seperti membeli mobil baru agar lebih terkesan mewah.Hal tersebut merupakan kesalahan besar karena barang seperti mobil itu akan terus mengalami pengusutan dari segi harga.Dalam satu tahun saja harga mobil sudah turun hingga jutaan rupiah karena mobil termasuk benda yang sifatnya konsumtif.Sementara uang pinjaman dari bank harus di cicil setiap bulannya ditambah lagi dengan bunganya.Pada akhirnya,ia di kejar-kejar oleh pihak bank dikarenakan tak mampu melunasi hutang yang telah ia pinjam di bank tersebut.
Pada dasarnya hilangkan sifat konsumtif yang ada dalam diri kita.Menilik dari kasus tersebut diatas,setelah kita dapat pinjaman uang di bank seharusnya kita menggunakan uang tersebut untuj mengembangkan usaha kita lagi seperti menambah cabang/outlet lagi diwilayah lain agar bisnis kita semakin berkembang.Bukan malah membeli sesuatu barang dimana barang tersebut bersifat konsumtif.